akhirnya setelah jongkok di toilet dan jongkok di depan komputer /apa
FF gue selesai, belom, sih. masih bnyak lagi(?) #curhat :(
Cast : choi minho / minho
Choi jinri
/ sulli
Byun
baekhyun / baekhyun [OC]
Yang
lainnya temukan sendiri(?)
Genre : romance, family, comedy dikit(?), dll (?)
Happy reading!
Baekhyun POV
Ah, tak salah lagi, ini pasti caffeenya! Aku menatap pintu
caffee itu dengan jantung yang berdegup kencang, lebih kencang dari sebelumnya.
Bahkan aku bisa merasakan bagaimana kerasnya degupan itu tanpa menyentuhnya
dengan tanganku. Choi jinri, you will be mine!
Aku mulai mencari-cari sosok yang aku cintai. Sang jantung
hati yang membuat hidupku berwarna-warni, tak ada yang bisa dikatakan kecuali
“aku mencintaimu.”
Dan………..
Perempuan berambut coklat kemerah-merahan itu sedang
membelakangiku, asik mengobrol dengan teman-temannya dan sesekali tertawa. Aku
sangat ingat bagaimana ia tertawa, ah, sungguh khas! Omo, rasanya aku ingin
memeluknya dari belakang!
“Ya! Choi jinri……” aku menepuk pundaknya dari belakang.
Dan…….. dimana tanda lahir di hidungnya? Apakah dia habis menjalankan operasi
plastik? Aku hanya terdiam, menatap wajahnya.
“sepertinya kau salah orang” jelas wanita itu. suaranya
sangat sama dengan choi jinri, begitu juga wajahnya.
“aku choi jinra, kembaran
nama orang yang tadi kau panggil,” ia menundukan badannya. Sejak kapan choi
jinri mempunyai kembaran? Mengapa ia tak pernah cerita kepadaku?
“oh, ne, aku byun baekhyun. Mianhae,” sial! Bunga yang aku
sembunyikan dibalik badanku terjatuh dan ia melihatnya. Aish, memalukan!
“Wah, bunga yang indah. Kau ingin menembaknya? Dan kau byun
baekhyun anak dari perusahaan orang terkaya di Seoul itu? Senang bertemu
denganmu.” Belum sempat aku mengucapkan terimakasih dan menjawab
pertanyaan-pertanyaannya, ia berbicara lagi, menjelaskan sesuatu yang membuatku
sedikit kaget.
“ Disini ada dua caffee yang sama, sebelah utara dan selatan,
mungkin sulli berada di caffee sebelah selatan.” Bagaimana aku tidak mengetahui bahwa caffee ini mempunyai cabang?! Poor
baekhyun!
“Ehehe, ne. baiklah, aku akan pergi kesana. Senang bertemu
juga denganmu. Terimakasih banyak!” Aku sedikit berteriak sambil berlari ke
pintu keluar. Kunyalakan motorku dan melaju menuju caffee selatan. Tunggu aku,
Choi Jinri!
Author POV
Sementara berpuluh-puluh kilometer dari tempat baekhyun
berada………..
“MWOOOOOO??!! Kau membeli semua ini?!?!” Pekik Sulli saat
melihat oleh-oleh yang dibawakan oleh Krystal untuknya. Ia benar-benar tidak
percaya, ini sangat banyak! Padahal Sulli tidak meminta oleh-oleh satupun.
Menurutnya, kepulangan Krystal dari Amerika sudah membuatnya sangat bahagia.
“Ne, mungkin ini belum seberapa banyak dengan oleh-oleh yang
diberikan oleh appamu,” Krystal menundukan kepalanya. “Maaf,”
“Aigoo, bukan begitu. Aku bertemu denganmu saja sudah lebih
dari cukup. Ehehe,” Cengiran khas Sulli membuat Krystal tidak bersedih lagi.
Memang, Sulli adalah orang yang paling bearti bagi hidup Krystal. Bagaimana
tidak? Sukaduka dijalani bersama oleh sejak mereka menduduki bangku sekolah
dasar. Kedua keluarga mereka juga sangat akrab bagaikan keluarga besar.
“Baiklah kalau begitu. Emm..” Krystal terdiam sebentar.
“Bagaimana kalau kita bertukar kisah? Sudah lama kita tidak melakukan ritual
ini.” Ucap Krystal semangat
“Ditemani dengan secangkir teh! Ya! Mari kita lakukan ritual
ini sampai malam!” Sulli memanggil pelayan caffee dan memesan dua cangkir teh
hangat. Krystal tersenyum karena Sulli masih mengingat ritual mereka setelah
beberapa tahun tidak bertemu.
Choi Minho POV
Mungkin aku terlalu menyakiti hatinya, apa aku harus meminta
maaf? Ah, dia kan sudah besar, pasti bisa menyadari kesalahannya! Punya adik
yeoja memang menyusahkan. Aku memutuskan untuk pulang ke rumah setelah cukup
lama berputar-putar di pusat kota.
Aku membuka pintu belakang rumah. Ya, appa dan eomma sepakat
kalau Sulli yang memegang pintu kunci depan karena aku yang sangat ceroboh jika
menyimpan sesuatu barang yang berhubungan dengan rumah.
Tetapi kali ini aku
beruntung, kunci itu masih ada di dalam kantung kemejaku.
“Sulli! Kau di dalam?” Teriakku diruang tamu. Tidak ada
jawaban.
“Sulli!” Aku berteriak sekali lagi dan tidak aja jawaban.
Apa dia benar-benar marah kepadaku?
Aku membuka pintu kamarnya yang tidak terkunci. Tidak ada
orang?
Akhirnya aku memutuskan untuk mengirimkannya pesan.
Sulli-ya. Kau dimana? Aku lapar, cepatlah
pulang.
jangan lupa membawa makanan! Aku tau kau
sedang berbelanja
Pesan
terkirim.
Choi Sulli POV
Aku melihat ke layar telefon genggamku yang berbunyi,
menandakan bahwa ada pesan masuk dari oppa. Ya, aku memang mengkhususkan ringtone untuk orang tedekatku.
“aish jinjja! Berisik sekali namja ini!” keluhku sambil
membuka pesan darinya. Lalu membalasnya singkat
Ne.
Pesan terkirim.
“Sulli-ya, dari siapa?” Kata krystal sambil menunjuk-nunjuk
telefon genggamku. “Namjachingu?” Tanyanya jail
“Ani!” Ucapku terburu-buru. “Dari oppa,” jawabku singkat dan
dibalas anggukan dari Krystal. Kemudian kami melanjutkan ritual kami.
Hari mulai sore, aku dan Krystal sampai tidak menyangka
bahwa kami berbicara berjam-jam. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang dan tidak
lupa memesan makanan untuk oppa. Tiba-tiba muncul ide dari otakku dan
tersenyum-senyum sendiri. Krystal melihatku dan bertanya dengan pertanyaan yang
cukup membuatku kaget, “kau ingin bermalam ya dengan namjachingumu?” Wajahnya
begitu polos sampai aku tertawa mendengarnya
“Bicara apa kau ini? Aku tidak punya namjachingu, bahkan aku
tidak tahu bermalam yang seperti apa yang kau maksud,” Ucapku yang masih
disertai dengan tawa.
Setalah 30 menit menunggu, akhirnya aku dan Krystal
meninggalkan caffee dan pulang. Kami berpisah di halte karena rumah Krystal
sudah tidak dekat dengan rumahku lagi. Aku melambaikan tangan saat Krystal
mulai menduduki bangku yang dekat dengan jendela bus. Dan aku pun segera pulang
ke rumah karena oppa sudah menungguku cukup lama. Yaaa, biarkanlah namja itu
kelaparkan sampai menangis. Aku tidak peduli
Author POV
Tidak perlu waktu lama untuk menuju ke rumah Sulli. 10 menit
kemudian Sulli sudah melihat Minho yang terkapar di teras depan. Sulli tertawa
sangat kencang sampai membangunkan oppanya itu.
“Ya! Apa yang kau tertawai? Mana makanannya? Aish jinjja aku
sangat lapar,” keluhnya dengan muka memelas. Semakin menambah hasrat Sulli
untuk mengerjai Minho.
“Kau boleh makan, tapi selama seminggu kau harus berjalan
jongkok jika memasuki rumah. Bagaimana?” Tawar Sulli dengan evilsmilenya. Minho
tau tadi pagi ia sudah membuat adiknya jengkel, benar-benar jengkel. Dan
sekarang Minho kena batunya, bahkan lebih dari dugaannya!
“Mwo?! Ah, baiklah. Mana makanannya?” Minho mencari-cari
makanan yang bawa Sulli. Begitu banyak kantung yang Sulli bawa sampai Minho
tidak bisa mencari barang yang ia minta.
“Begitu saja tidak bisa,” Sulli menyodorkan kantung berisi
makanan yang Minho minta. “Segitukah laparnya?” Tanya Sulli tetapi tidak bisa
dijawab, Minho sudah masuk ke dalam rumah, dengan jalan jongkok pastinya.
“Hahaha kau seperti kera!” Sulli meledek Minho yang sedang
berjalan jongkok menuju ke meja makan.
“Kau tidak tahu ini sangat pegal. Jangan meledekku seperti
itu! Lagipula jika kau meledekku kera, aku kera yang tampan, bukan?” Minho
membuat senyumannya menjadi senyuman yang paling mempesona, sulli bergidik
geli.
“Mana ada kera tampan? Kau ini, selalu berkhayal,” Ujar
Sulli sambil tertawa dan duduk di sofa sambil menatap Minho yang belum
sampai-sampai ke meja makan.
“Kau lama sekali jalannya,” protes Sulli.
“Kau daritadi bawel sekali, sulli-ya.” Protes Minho yang
akhirnya sampai ditujuan. Sulli memalingkan wajahnya ke TV
Baekhyun POV
aku membanting diriku keatas kasur. Tadi siang aku mencari
ke caffee selatan, tetapi tidak ada Sulli disana.
Apa dia memesan ruangan
khusus? Ah, aku tidak tahu!
Aku melirik jam dinding kamar, 10 malam. Mungkin Sulli belum
tidur, atau jangan jangan Sulli masih diluar? Lebih baik aku mengirimkannya
pesan.
Sulli-ya, tadi kau di
caffee selatan? Aku bertemu kembaranmu di caffee utara.
Pesan terkirim.
Tak lama setelah itu telefonku berdering, aku kaget dan
tidak menyangka Sulli tidak mengetahuinya.
Mwo? Kembaran?
TBC.
typo? sorry
salam,
wica unyu