Jumat, 29 November 2013

Surat untuk Ibu dan Ayah



Ibu.. Ayah..
Maaf apabila kami tidak mengasihi kalian
Maaf apabila kami terlalu mengutamakan keegoisan kami
Maaf apabila kami sering menentang perkataanmu

Ibu.. Ayah..
Kalian yang bekerja dari matahri terbit sampai senja menanti
Tak peduli panasnya matahari dan dinginnya air hujan
Bekerja untuk kehidupan kami
Bekerja agar kami tidak merasakan pahitnya masa depan nanti

Ibu.. Ayah..
Saat kalian bertengkar..
Tetesan air mata ini tak bisa dibendung lagi
Kami menangis saat mendengar kata-kata kasar yang keluar dari mulut Ibu dan Ayah

Ibu..Ayah..
Saat kalian masih berada di dunia ini
Kami tidak mempedulikanmu
Seakan kalian bisa hidup sendiri seperti masa muda kalian dulu

Ibu..Ayah..
Kami teringat masa kecil kami dulu
Saat Ibu yang menangisi kami saat kami sakit keras
Saat Ayah yang ketakutan saat ibu dan kami sakit, tak tahu ingin meminta tolong kemana
Ibu..Ayah..
Mengapa kami menangisimu saat kehadiranmu sudah tak bisa kami rasakan lagi?
Mengapa kami sungguh bodoh?
Mengapa kami meninggalkanmu tanpa rasa kasih sayang yang dulu kalian berikan pada kami?

Ibu..Ayah..
kami yakin kalian sedang berada di tenpat yang sangat nyaman
merasakan kasih sayang yang melimpah di atas sana
kami ingin kalian tahu
bahwa kami menyayangimu
lebih dari apapun di dunia ini.

 -------------------------------------------------------
Kalian pernah merasa Ibu dan Ayah adalah orang yang menyusahkan? Orang yang membuat hidup kalian sial?
Coba pikiran lagi.
Bagaimana sakitnya Ibu saat melahirkanmu
Bagaimana lelahnya Ayah mencarikan nafkah untuk keperluan keluarga
Bagaimana perihnya hati mereka saat kamu membentak perkataan mereka dengan kata-kata yang tak pantas.
Bagaimana tabahnya hati mereka saat mereka masih nerimamu walaupun kamu sudah mempermalukan nama keluarga
Pantaskah mereka diberi bentakan yang kasar? Pantaskah kalian tidak mempedulikan mereka saat kalian sudah berkeluarga nanti?
Lihatlah orang yang tak bisa merasakan hangatnya pelukan ibu
Lihatlah orang yang tak bisa merasakan candaan Ayah
Apa kalian akan terus mementingkan keegoisan daripada orangtua sendiri?


Note(?) : ini cuma puisi, sama kutipan singkat. bukan dari kehidupan real gue. okeoke?


Typo? Sorry


Salam,
Wica unyu banget ga ada yang boleh protes

0 komentar:

Posting Komentar