Ia selalu mengacuhkan cacimaki itu
tak peduli dengan keadaannya
hanya menatap dunia kegelapan
memandang lurus tetapi tak tahu apa-apa
semua telah hilang dari dirinya
kebahagiaan itu seakan sirna
tertutup oleh cahaya hitam
menghancurkan senyumannya
yang mungkin akan kembali lagi
kata-katanya tak lagi sempurna
tertanam dilubuk hati
lalu layu dan mati begitu saja
pagi yang gelap selalu menyapa
senandung embun pagi selalu menemaninya
menemani hari-hari gelapnya
membuat air mata tak mengalir lagi
senandung embun pagi
bersenandung untuknya di setiap pagi
menghibur hatinya yang sedang bersedih
kini ia tak kesepian lagi
yasalam
puisi guwa
jelek bat
ya
maafin
kusedih.
salam,
wica yang pendiam.
0 komentar:
Posting Komentar