"Bukunya kemana ya?" Lisa menunduk mencari bukunya yang
hilang "Eh,itukan Ara,ngapain dia sore-sore disini?" Lisa mengintip
dari dalam kelas.Ara, salah satu murid yang mempunyai orangtua guru Bahasa
Indonesia,tetapi ia mempunyai cara bergaul yang bisa dibilang enggak
banget.Lisa masih terus mengintip dari dalam dalam kelas.
"Eh dia udah pergi.Ngapain ya dia sore-sore kesini? Masa sih kalo dia belum di jemput dari siang?" Lisa bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. "Eh iya,bukunya!" Akhirnya ia mendapati buku IPAnya. "Akhirnya ketemu juga." Ia beranjak keluar sekolah,mengucapkan terimakasih kepada satpam yang masih berjaga disana lalu pulang.Pertanyaan demi pertanyaan masih mengelilingi pikirannya tentang kejadian yang dilihatnya
Keesokan harinya,matahari menyambutnya dengan kehangatan,burung-burung berkicau dengan merdunya,udara pagi masuk ke dalam kamar Lisa dengan mudah karena Ibunya telah membuka jendela sebelum Lisa bangun.Anak berambut ikal itu menguap sekaligus merentangkan tangannya keatas.Dilihatnya jam kecil di samping tempat tidurnya lalu bergegas mandi.
"Ma,tau gak? Kemarin aku liat Ara di sekolah sore-sore pas aku ngambil buku IPA.Dia ngapain ya?" tanya Lisa kepada Mamanya sambil mengunyah sarapan yang dibuat Mamanya.
"Iya? Lisa liat Ara di sekolah? Ara lagi ngapain?"
"Iya Ma,Lisa gak tau.Dia mondar-mandir gitu deh,kalo ekspresinya Lisa gak bisa liat.Jauh banget abisnya."
"Biasanya si Ara pulangnya sore, Lisa. Soalnya, orangtuanya sibuk terus" jelas Mamanya.
"ooooo gitu." Lisa membulatkan bibirnya tanda mengerti.
Lisa menghabiskan santapan paginya dengan lahap.Pagi ini ia bertekad untuk mengajak Ara pulang bersama.Rumah Lisa tidak jauh dari rumah Ara.Jadi,Lisa hanya jalan kaki saja dari rumah Ara ke rumahnya.Ara yang terkenal dengan sebutan 'anak sebatang kara' karena ia tidak disukai oleh teman-temannya,begitu juga dengan teman-teman Lisa.Sedangkan Lisa adalah anak yang pandai bergaul,tak salah ia mendapat nilai akademik yang bagus.
Sesampai di sekolah,Lisa disambut oleh sapaan teman-temannya.Lisa berlari menuju ke kelasnya.Ia melihat Ara yang sedang duduk sendirian di ujung kelas memperhatikan bukunya,terpasang raut panik dan sedih di wajahnya.
"Hai Ara,kenapa? Kok pagi-pagi udah gitu mukanya?" Tanya Lisa dengan lembut.Ara tidak menjawabnya.Ara langsung pergi ke luar kelas tanpa meninggalkan suara sekatapun kepada Lisa.Anak yang pandai bergaul itu tidak akan menyerah,ia harus terus membujuk anak berambut pendek itu untuk mengenal arti pertemanan yang sesungguhnya,pertemanan yang tidak membuatnya kesepian lagi.
Bel istirahat berbunyi,setiap kelas menggiring anak-anak keluar,kecuali Ara.Ia masih duduk,menatap lurus ke depan.Sekarang Lisa tahu apa yang membuat Ara menjadi murung dan panik tadi pagi,walaupun Ara tidak menunjukan kepanikannya.Ara belum menyelesaikan tugas MTKnya.Ia bingung bagaimana cara mengubah desimal ke pecahan,orangtuanya terlalu sibuk untuk mengajarinya.
"Ara enggak ngerti? Aku ajarin ya?" Tawar Lisa,kali ini tetap sama seperti tadi pagi.Lisa hanya menghela nafas panjang.Aku gak boleh nyerah batin Lisa.Sekarang Ara berada di kantin,sedang memesan sekotak Susu dan sebungkus roti.
"Ara,aku temenin makan ya?"
"Enggak usah"
Yes,akhirnya ada kata juga yang keluar dari mulutnya batin Lisa.Ia hanya tersenyum menatap kepergian anak pendiam itu.
Bel yang bertanda istirahat telah usai pun selesai.Lisa dan Ribka,sahabat Lisa segera memasuki kelas.Lisa menatap Ara yang masih sibuk dengan makanannya.
"Eh,ini jam pelajaran IPS ya?" tanya Lisa kepada Ribka
"Iya,kenapa?"
"Gakpapa kok.Eh iya,aku duduk di sebelah Ara ya?"
"Okedeh."Ucap Ribka sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.
Ribka tahu bahwa Lisa ingin menjadi temannya Ara,iapun demikian.Sudah berkali-kali ia mendekati Ara dan hasilnya tetap nihil.Akhirnya Ribka mundur dari usahanya itu.Sekarang Lisa yang menggantikan Ribka.Semoga Lisa bisa harap Ribka dalam hati
Lisa menduduki bangku di sebelah Ara.Anak itu tidak menoleh,sibuk dengan buku IPSnya.
"Ara,aku duduk disini ya? Gakpapa kan?" Tanya Lisa sambil memeluk beberapa buku yang dibawanya
"Iya,"
Lisa lega mendengar suara 'iya' yang berasal dari 'calon teman’ yang duduk tepat di sebelahnya.
Hari ini Pak Edo,guru IPS memberikan soal-soal latihan untuk Ujian Tengah Semester mendatang.Ulangannya hanya dari bab sejarah saja,jadi anak-anak kelas 5 SD itu tidak perlu belajar dengan materi yang cukup banyak memakan waktu.
Lisa mendapati Ara yang sedang kebingungan,membolak-balik buku IPSnya.Lisa sedikit mengintip buku tulis Ara,oh.. sepertinya dia gak tau kepanjang VOC pikir Lisa.
“Ara,VOC itu kepanjangannya Vereenigde Oostindische Compagnie. “
“Oh..Makasih ya, Lis.” Ucap Ara sambil tersenyum. Lisa membalas senyuman Ara.Jam pelajaran IPS pun telah usai,Lisa kembali ke tempat duduk seperti semula.Ara menatap kepergian Lisa dengan raut wajah yang kecewa. Coba aja dia bisa lebih lama duduk disini batin Ara dengan kecewa.
“Rib..Berhasil loh! Hehehe” Lapornya kepada anak yang dikuncir satu itu.
“Serius kamu? Wah,selamat ya Lis.”
“Iya,nanti kamu juga bantuin aku ya?”
“Siap kakakkkk.” Jawab Ribka dengan nada lucu.Lisa dan Ribka tertawa bersama,menghabiskan waktu pergantian guru.
Tak terasa sudah bel pulang sekolah.Murid-murid berhamburan dengan cepatnya.Ribka dan Lisa masih di dalam kelas.Membicarakan tentang ulangtahun Ara yang tinggal menghitung hari.Lisa tampak kebingungan,begitu juga dengan Ribka.
“Aduh,siapin apanih? Aku bingung,Rib”
“Emang kamu doang? Aku juga Lis.”
Suasana kelas yang Sunyi,hanya mereka berdua saja yang berada disana.Tiba-tiba saja kesunyian itu dipecahkan oleh Lisa.
“Aku tau,Rib! Sini-sini aku bisikin”
Lisa membisikan rencananya kepada Ribka,seketika muka Ribka menjadi bersemangat.
“Aku setuju,Lis!”
“Oke,ulangtahunnya lusa kan? Bilang yang lain ya!”
“Sip!”
Lisa pulang dengan wajah yang berseri-seri.Ia tidak sabar menunggu sampai hari lusa.
“Ma,bantuin aku ya?” Pinta Lisa kepada Mamanya.
“Boleh,bantu apa?”
Lisa lalu membisikan rencananya kepada Mamanya.Mamanya mengangguk setuju atas rencana yang Lisa buat.
“Wah,anak Mama udah pinter bikin rencana sekarang.” Ujarnya sambil mengusap kepala anaknya yang pintar itu.
“Pasti dong Ma!”
“Eh” –mamanya mengambil sepiring cemilan– “kamu yakin ini berhasil?”
“Yakin dong,Ma.Tadi aja dia udah mau ngomong sama aku” jelas Lisa.
“Oh..Bagus kalau begitu”
Selama hari-hari menjelang ulangtahun Ara,Lisa dan Ribka menemani Ara disaat istirahat,makan,bermain,dan lain sebagainya. Lisa dan Ribka sangat senang karena Ara sudah bisa bergaul dengan lingkungan sekitarnya sekarang.Ara juga sudah meningkatan perkembangan nilainya walaupun belum sebagus nilai Lisa dan Ribka.
Hari yang ditunggu pun telah tiba.Pagi-pagi sekali Lisa dating ke sekolah,begitu juga dengan teman-teman kelasnya tanpa terkecuali Ribka.Mereka semua sudah siap di tempat masing-masing.Ara memasuki kelas.
“SELAMAT ULANGTAHUN ARAAAAA!!” Sambut murid-murid kelas 5 SD itu.Ara membulatkan matanya tanda tidak menyangka bahwa mereka tak lupa pada hari ulangtahunnya yang ke-11.
“Makasih” Ucapnya lirih.Ara menangis.
“Makasih udah mau peduli sama aku.Maaf kalo aku gak bisa diajak bergaul.Maaf…” Ucapnya lirih lagi,menahan isaknya.Ara tidak tahu hars berkata apalagi. Lisa dan Ribka menghampiri Ara.
“Kita selalu ada buat kamu kok,Ra.” Ucap Lisa dan Ribka sambil mengusap pundak Ara.
Akhirnya mereka menjadi sahabat yang saling membagikan kebahagiaannya satu dengan yang lain.
“Berhasil kamu Lis.” Ucap Ribka
“iya dong.Pasti”
"Eh dia udah pergi.Ngapain ya dia sore-sore kesini? Masa sih kalo dia belum di jemput dari siang?" Lisa bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. "Eh iya,bukunya!" Akhirnya ia mendapati buku IPAnya. "Akhirnya ketemu juga." Ia beranjak keluar sekolah,mengucapkan terimakasih kepada satpam yang masih berjaga disana lalu pulang.Pertanyaan demi pertanyaan masih mengelilingi pikirannya tentang kejadian yang dilihatnya
Keesokan harinya,matahari menyambutnya dengan kehangatan,burung-burung berkicau dengan merdunya,udara pagi masuk ke dalam kamar Lisa dengan mudah karena Ibunya telah membuka jendela sebelum Lisa bangun.Anak berambut ikal itu menguap sekaligus merentangkan tangannya keatas.Dilihatnya jam kecil di samping tempat tidurnya lalu bergegas mandi.
"Ma,tau gak? Kemarin aku liat Ara di sekolah sore-sore pas aku ngambil buku IPA.Dia ngapain ya?" tanya Lisa kepada Mamanya sambil mengunyah sarapan yang dibuat Mamanya.
"Iya? Lisa liat Ara di sekolah? Ara lagi ngapain?"
"Iya Ma,Lisa gak tau.Dia mondar-mandir gitu deh,kalo ekspresinya Lisa gak bisa liat.Jauh banget abisnya."
"Biasanya si Ara pulangnya sore, Lisa. Soalnya, orangtuanya sibuk terus" jelas Mamanya.
"ooooo gitu." Lisa membulatkan bibirnya tanda mengerti.
Lisa menghabiskan santapan paginya dengan lahap.Pagi ini ia bertekad untuk mengajak Ara pulang bersama.Rumah Lisa tidak jauh dari rumah Ara.Jadi,Lisa hanya jalan kaki saja dari rumah Ara ke rumahnya.Ara yang terkenal dengan sebutan 'anak sebatang kara' karena ia tidak disukai oleh teman-temannya,begitu juga dengan teman-teman Lisa.Sedangkan Lisa adalah anak yang pandai bergaul,tak salah ia mendapat nilai akademik yang bagus.
Sesampai di sekolah,Lisa disambut oleh sapaan teman-temannya.Lisa berlari menuju ke kelasnya.Ia melihat Ara yang sedang duduk sendirian di ujung kelas memperhatikan bukunya,terpasang raut panik dan sedih di wajahnya.
"Hai Ara,kenapa? Kok pagi-pagi udah gitu mukanya?" Tanya Lisa dengan lembut.Ara tidak menjawabnya.Ara langsung pergi ke luar kelas tanpa meninggalkan suara sekatapun kepada Lisa.Anak yang pandai bergaul itu tidak akan menyerah,ia harus terus membujuk anak berambut pendek itu untuk mengenal arti pertemanan yang sesungguhnya,pertemanan yang tidak membuatnya kesepian lagi.
Bel istirahat berbunyi,setiap kelas menggiring anak-anak keluar,kecuali Ara.Ia masih duduk,menatap lurus ke depan.Sekarang Lisa tahu apa yang membuat Ara menjadi murung dan panik tadi pagi,walaupun Ara tidak menunjukan kepanikannya.Ara belum menyelesaikan tugas MTKnya.Ia bingung bagaimana cara mengubah desimal ke pecahan,orangtuanya terlalu sibuk untuk mengajarinya.
"Ara enggak ngerti? Aku ajarin ya?" Tawar Lisa,kali ini tetap sama seperti tadi pagi.Lisa hanya menghela nafas panjang.Aku gak boleh nyerah batin Lisa.Sekarang Ara berada di kantin,sedang memesan sekotak Susu dan sebungkus roti.
"Ara,aku temenin makan ya?"
"Enggak usah"
Yes,akhirnya ada kata juga yang keluar dari mulutnya batin Lisa.Ia hanya tersenyum menatap kepergian anak pendiam itu.
Bel yang bertanda istirahat telah usai pun selesai.Lisa dan Ribka,sahabat Lisa segera memasuki kelas.Lisa menatap Ara yang masih sibuk dengan makanannya.
"Eh,ini jam pelajaran IPS ya?" tanya Lisa kepada Ribka
"Iya,kenapa?"
"Gakpapa kok.Eh iya,aku duduk di sebelah Ara ya?"
"Okedeh."Ucap Ribka sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.
Ribka tahu bahwa Lisa ingin menjadi temannya Ara,iapun demikian.Sudah berkali-kali ia mendekati Ara dan hasilnya tetap nihil.Akhirnya Ribka mundur dari usahanya itu.Sekarang Lisa yang menggantikan Ribka.Semoga Lisa bisa harap Ribka dalam hati
Lisa menduduki bangku di sebelah Ara.Anak itu tidak menoleh,sibuk dengan buku IPSnya.
"Ara,aku duduk disini ya? Gakpapa kan?" Tanya Lisa sambil memeluk beberapa buku yang dibawanya
"Iya,"
Lisa lega mendengar suara 'iya' yang berasal dari 'calon teman’ yang duduk tepat di sebelahnya.
Hari ini Pak Edo,guru IPS memberikan soal-soal latihan untuk Ujian Tengah Semester mendatang.Ulangannya hanya dari bab sejarah saja,jadi anak-anak kelas 5 SD itu tidak perlu belajar dengan materi yang cukup banyak memakan waktu.
Lisa mendapati Ara yang sedang kebingungan,membolak-balik buku IPSnya.Lisa sedikit mengintip buku tulis Ara,oh.. sepertinya dia gak tau kepanjang VOC pikir Lisa.
“Ara,VOC itu kepanjangannya Vereenigde Oostindische Compagnie. “
“Oh..Makasih ya, Lis.” Ucap Ara sambil tersenyum. Lisa membalas senyuman Ara.Jam pelajaran IPS pun telah usai,Lisa kembali ke tempat duduk seperti semula.Ara menatap kepergian Lisa dengan raut wajah yang kecewa. Coba aja dia bisa lebih lama duduk disini batin Ara dengan kecewa.
“Rib..Berhasil loh! Hehehe” Lapornya kepada anak yang dikuncir satu itu.
“Serius kamu? Wah,selamat ya Lis.”
“Iya,nanti kamu juga bantuin aku ya?”
“Siap kakakkkk.” Jawab Ribka dengan nada lucu.Lisa dan Ribka tertawa bersama,menghabiskan waktu pergantian guru.
Tak terasa sudah bel pulang sekolah.Murid-murid berhamburan dengan cepatnya.Ribka dan Lisa masih di dalam kelas.Membicarakan tentang ulangtahun Ara yang tinggal menghitung hari.Lisa tampak kebingungan,begitu juga dengan Ribka.
“Aduh,siapin apanih? Aku bingung,Rib”
“Emang kamu doang? Aku juga Lis.”
Suasana kelas yang Sunyi,hanya mereka berdua saja yang berada disana.Tiba-tiba saja kesunyian itu dipecahkan oleh Lisa.
“Aku tau,Rib! Sini-sini aku bisikin”
Lisa membisikan rencananya kepada Ribka,seketika muka Ribka menjadi bersemangat.
“Aku setuju,Lis!”
“Oke,ulangtahunnya lusa kan? Bilang yang lain ya!”
“Sip!”
Lisa pulang dengan wajah yang berseri-seri.Ia tidak sabar menunggu sampai hari lusa.
“Ma,bantuin aku ya?” Pinta Lisa kepada Mamanya.
“Boleh,bantu apa?”
Lisa lalu membisikan rencananya kepada Mamanya.Mamanya mengangguk setuju atas rencana yang Lisa buat.
“Wah,anak Mama udah pinter bikin rencana sekarang.” Ujarnya sambil mengusap kepala anaknya yang pintar itu.
“Pasti dong Ma!”
“Eh” –mamanya mengambil sepiring cemilan– “kamu yakin ini berhasil?”
“Yakin dong,Ma.Tadi aja dia udah mau ngomong sama aku” jelas Lisa.
“Oh..Bagus kalau begitu”
Selama hari-hari menjelang ulangtahun Ara,Lisa dan Ribka menemani Ara disaat istirahat,makan,bermain,dan lain sebagainya. Lisa dan Ribka sangat senang karena Ara sudah bisa bergaul dengan lingkungan sekitarnya sekarang.Ara juga sudah meningkatan perkembangan nilainya walaupun belum sebagus nilai Lisa dan Ribka.
Hari yang ditunggu pun telah tiba.Pagi-pagi sekali Lisa dating ke sekolah,begitu juga dengan teman-teman kelasnya tanpa terkecuali Ribka.Mereka semua sudah siap di tempat masing-masing.Ara memasuki kelas.
“SELAMAT ULANGTAHUN ARAAAAA!!” Sambut murid-murid kelas 5 SD itu.Ara membulatkan matanya tanda tidak menyangka bahwa mereka tak lupa pada hari ulangtahunnya yang ke-11.
“Makasih” Ucapnya lirih.Ara menangis.
“Makasih udah mau peduli sama aku.Maaf kalo aku gak bisa diajak bergaul.Maaf…” Ucapnya lirih lagi,menahan isaknya.Ara tidak tahu hars berkata apalagi. Lisa dan Ribka menghampiri Ara.
“Kita selalu ada buat kamu kok,Ra.” Ucap Lisa dan Ribka sambil mengusap pundak Ara.
Akhirnya mereka menjadi sahabat yang saling membagikan kebahagiaannya satu dengan yang lain.
“Berhasil kamu Lis.” Ucap Ribka
“iya dong.Pasti”
0 komentar:
Posting Komentar