"Fina,kuenya udah abis?" tanya ayah yang tidak menoleh.sibuk mengerjakan tugas kantorannya yang bisa dibilang hampir segunung.Fina hanya bisa melihat ayahnya yang sibuk itu dengan tatapan sinis sekaligus sedih.Hampir setiap hari ayahnya hanya duduk di depan komputer menyelesaikan pekerjaannya.Ayah lebih sayang komputer dibandingkan aku batin Fina.
"Udah tuh,tinggal dikit" ujar Fina sambil menunjuk makanan berwarna coklat itu dengan dagunya.Ayahnya sedikit menoleh,kemudian menghela nafas.
"itu bukan tinggal dikit,kamu makannya satu potong dari empat potong.Ya jelas tinggal dikit.Kamu itu dibeliin makanan bukannya dimakan malah dibuang-buang.Ayah capek kerja terus tiap hari demi kamu makan.Sekarang ibu udah gak ada,ga bisa masakin kamu makan." Bentak ayah yang sontak membuat Fina tercengang karena perkataan yang dikeluar dari mulut ayahnya.Fina baru pertama kali dimarahi oleh orang yang mencari nafkah demi dia.
"kok ayah gitu sih? Fina bosen kayak gini terus ayah.Fina bosen di rumah terus,Fina bosen liatin ayah kerja terus,bosen nungguin kapan ayah selesai dan bisa main bareng Fina!" ia tidak bisa menahan kemarahannya.Ia baru pertamakali dimarahi oleh ayahnya.Fina beranjak pergi dari ruangan kerja ayahnya.
Ayahnya juga tercengang dengan perkataan anaknya,tetapi perkataan anaknya betul juga.Anaknya baru beranjak bangku SMP,tetapi ayahnya tidak memberikan perhatian lebih ke anak tunggalnya itu.Ibunya meninggal saat liburan sekolah.Jika istri ayah Fina itu masih hidup,mungkin Fina sudah tiada.
Kembali peristiwa itu terulang di benak ayahnya.'Pembunuhan itu,seharusnya ayahnya tidak ceroboh,seharusnya kita bisa berlibur tanpa adanya kejadian itu,seharusnya ayah saja yang mati,kau sangat bodoh! tidak tahu terimakasih.Kau membiarkan wanita yang kau cintai sampai kau menutup matamu itu mendahuluimu'.Ayah meneteskan air matanya,yang mulai membasahi pipinya.
"Keluar kamar aja gak mau,apalagi makan tuan" ujar pembantu rumah tangganya yang sudah lima tahun bekerja dikeluarganya Fina.Dan dia juga menjadi saksi mata pembunuhan itu terjadi.
"Fina.. buka pintunya..Ini ayah" suara gemetar ayahnya dan ketukan pintunya terdengar jelas olehnya.'Masa ayah nangis?' batin Fina.Sedikit takut untuk membuka pintunya.Dan pintu itu terbuka,terlihat wajah ayahnya yang pusat pasi,senyumnya yang tipis dan melemah,matanya yang membengkak dan merah karena menangis sepanjang malam kemarin.
"Ayah kenapa?" tanya Fina cemas.Ia takut ayahnya sakit,ia juga tidak mau kehilangan orang yang ia cintai untuk kedua kalinya.
"Gapapa.Kamu makan ya?" ayahnya mengambil piring yang sudah berisi nasi sayur dan lauk yang daritadi disiapkan oleh mba Enda,pembantu rumahnya.
"Iya,Fina makan.Tapi ayah istirahat ya? Muka ayah pucet banget.Ayah abis nangis?"
"Engga kok.Ayah cuma kecapean.Iya ayah istirahat ya? Kamu makan,jangan dibuang-buang."
"Iya ayah."
***
Hari ini,hari pertamanya ia menduduki bangku SMP.Senang bercampur sedih,itulah yang dialami anak berambut lurus ini.Senangnya ia sudah memakai seragam putih biru berlambang OSIS dikantongnya.Sedihnya ia tidak lagi mencium tangan ibunya,meninggalkan aroma khas ibunya sebelum berangkat sekolah,sekarang sudah tidak bisa ia rasakan kembali.Pelukan ibunya yang hangat untuk mengawali hari-hari sekolahnya sudah tidak dapat dirasakan lagi.Ia menangis sekaligus tersenyum
"Lho,anak ayah kenapa menangis?" ayahnya menghampiri anaknya yang sedang bercermin sekaligus mulai menahan tangisnya.Ayahnya mengusap pipinya yang hampir membasahi baju barunya itu.
"Gapapa kok ayah.Fina cuma sedih gak ada ibu" Fina berusaha tersenyum dihadapan ayahnya.Ayahnya mengerti bahwa kehilangan seorang figure yang sudah nyaman di dalam pelukannya itu sudah tiada.
"Ibu nanti nangis kalo liat Fina nangis.Makanya jangan nangis ya?"
"Iya,Fina tau kok yah.Ayah,makasih ya udah mau jadi ibu kedua buat Fina." Fina tersenyum.Ayahnya juga begitu.Kemudian mereka menyantap sarapan,dan pergi ke sekolah barunya Fina.Teman-teman lamanya juga sebagian pindah ke SMP yang sama dengannya,jadi Fina lebih cepat mendapat adaptasi disana.
***
"Fina hati-hati ya? Nanti kalo udah selesai ayah jemput kamu"
"Siap!" ucap Fina sambil menempatkan tangannya ke kepala layaknya tentara.Ayahnya yang melihat tingkat anaknya hanya bisa tersenyum.
Fina memasuki sekolah barunya.'wah,gede banget' ujar Fina dalam hati.Teman-temannya sudah menunggunya.Fina berlari menghampiri mereka.
"Lama banget lo Fin,abis ngapain aja sih?" Tanya Nana,teman sebangku Fina sewaktu SD
"Iya,gue ngaca dulu bentar.Kan udah SMP.Cie yang pake putih biru" ledek Fina kepada teman-temannya,padahal ia juga memakai seragam yang sama dengan teman-temannya.Fina tertawa geli melihat teman-temannya yang sedang memperhatikan baju yang mereka pakai.
Terkadang hidup itu tak perlu dihiasi dengan kesedihan.Terkadang banyak orang yang berusaha menguatkan kita walaupun mereka tidak tahu apa yang kita alami.Tuhan, Ayah,Ibu,Mba Enda,Nana dan kawan kawan....Makasih
Maaf kalo ada kesalahan kata & penulisan.maklum,masih baru (?)
Maaf kalo ada kata2 yang ngikutin,aku gak tau._.
Maaf kalo ceritanya gaje,judulnya juga'-'
semoga suka! ^^
Fina memasuki sekolah barunya.'wah,gede banget' ujar Fina dalam hati.Teman-temannya sudah menunggunya.Fina berlari menghampiri mereka.
"Lama banget lo Fin,abis ngapain aja sih?" Tanya Nana,teman sebangku Fina sewaktu SD
"Iya,gue ngaca dulu bentar.Kan udah SMP.Cie yang pake putih biru" ledek Fina kepada teman-temannya,padahal ia juga memakai seragam yang sama dengan teman-temannya.Fina tertawa geli melihat teman-temannya yang sedang memperhatikan baju yang mereka pakai.
Terkadang hidup itu tak perlu dihiasi dengan kesedihan.Terkadang banyak orang yang berusaha menguatkan kita walaupun mereka tidak tahu apa yang kita alami.Tuhan, Ayah,Ibu,Mba Enda,Nana dan kawan kawan....Makasih
Maaf kalo ada kesalahan kata & penulisan.maklum,masih baru (?)
Maaf kalo ada kata2 yang ngikutin,aku gak tau._.
Maaf kalo ceritanya gaje,judulnya juga'-'
semoga suka! ^^
0 komentar:
Posting Komentar